MISTERI KASUS PEMBUNUHAN ELIZABETH SHORT ( BLACK DAHLIA ) YANG BELUM TERPECAHKAN PART 2

Kondisi Mayat

Before After
Mayat Elizabeth dalam posisi terbaring telentang dengan lengan yang terangkat di atas bahunya. Kedua kakinya terbuka lebar dalam pose yang vulgar. Luka robek dan lecet memenuhi seluruh tubuhnya. Pada pergelangan tangan, pergelangan kaki
dan lehernya, terlihat adanya bekas jeratan tali sehingga para penyelidik menyimpulkan kalau ia telah diikat dan disiksa selama beberapa hari. Namun, yang paling mengejutkan dari kodisi mayat Elizabeth adalah Mulutnya disobek, sehingga senyumnya melebar dari telinga satu ke telinga yang lain sehingga menciptakan efek yang dikenal sebagai " Glasgow Smile", kondisi mayat yang dimutilasi benar-benar terputus dan sangat rapih di pinggang dan terbelah dua, tidak ada darah pada tanah dan mayat itu. Sang pembunuh mungkin telah membersihkan mayat itu sebelum dibuang ke tanah kosong yang membuat kulitnya menjadi putih pucat. Tim medis menuturkan bahwa mayat tersebut telah meninggal sekitar sepuluh jam sebelum penemuan tersebut, Tim medis memperkirakan Elizabeth meninggal antara tanggal 14 Januari, atau dini hari pada tanggal 15 Januari. 


Identifikasi dan Otopsi

Kasus mutilasi mengerikan ini dengan segera menjadi prioritas utama kepolisian Los Angeles (LAPD) yang kemudian menugaskan detektif Harry Hansen dan partnernya Finis Brown untuk segera menyelidiki kasus itu. Ketika kedua detektif itu tiba di lokasi, mereka menemukan tempat kejadian perkara telah dipenuhi oleh kerumunan masyarakat dan reporter yang meliput. Hansen segera membubarkan massa untuk mengamankan barang bukti yang mungkin tercecer di tempat itu. Tetapi, di lokasi itu mereka tidak menemukan adanya senjata pembunuh ataupun jejak kaki.

Setelah selesai diperiksa di tempat, mayat Elizabeth segera dibawa ke kamar mayat. Sidik jarinya dikirim ke kantor FBI di Washington untuk diidentifikasi. Sementara menunggu hasil pemeriksaan FBI, petugas otopsi memeriksa mayat Elizabeth sekali lagi dan mereka kembali menemukan beberapa detail mengerikan lainnya. Pada mayat Elizabeth ditemukan banyak cabikan di wajah, kepala dan tubuhnya. Lalu, terlihat adanya tanda-tanda sodomi dan pemerkosaan walaupun tidak ditemukan adanya sperma di dalam tubuhnya. Begitu mengerikannya kondisi mayat ini sehingga bahkan dokter dan detektif yang menangani kasus ini dibuat syok oleh kondisi mayat Elizabeth yang begitu mengerikan.



Tidak berapa lama kemudian, hasil pemeriksaan FBI terhadap sidik jari mayat itu tiba di kantor LAPD. Perempuan yang dibunuh itu ternyata bernama Elizabeth Short, 22 tahun, yang berasal dari Massachusetts.



Setelah identitas korban diketahui, para detektif segera mengerahkan upayanya untuk menggali informasi mengenai perempuan ini supaya dapat menemukan petunjuk yang mungkin bisa mengarah kepada sang pembunuh. Namun, mereka tidak menyangka kalau apa yang akan ditemukan berikutnya ternyata membuat kasus menjadi semakin rumit dan membingungkan.


Upaya mengungkap Kasus Pembunuhan



21 Januari 1947, seseorang yang mengaku sebagai pembunuh Short menempatkan sebuah panggilan telepon ke kantor James Richardson, Examiner Los Angeles , memberi selamat kepada Richardson mengenai liputan koran tentang kasus tersebut Selain itu, pemanggil tersebut mengatakan kepada Richardson untuk "menerima beberapa hadiah dari Elizabeth Short melalui pos."
24 Januari 1947, sebuah paket yang mencurigakan ditemukan oleh seorang pekerja Layanan Pos AS Amplop tersebut telah dialamatkan ke " Examiner Los Angeles dan surat kabar Los Angeles lainnya" dengan kata-kata individual yang telah dipotong dan disisipkan dari kliping koran Selain itu, sebuah pesan besar di depan amplop berbunyi: "Ini barang Dahlia surat untuk diikuti".
Di dalam kotak itu juga ditemukan kartu jaminan sosial kepunyaan Beth, akte kelahiran, foto Elizabeth dengan rekan-rekannya, kartu nama dan nota klaim untuk koper yang tertinggal di depot bus. nama yang tertulis sebuah buku alamat dengan nama Mark Hansen yang beberapa halamannya telah hilang. Paket itu telah dibersihkan dengan hati-hati dengan bensin, yang sekaligus menghilangkan sidik jari. Mirip dengan tubuh Elizabeth, yang menyebabkan polisi mencurigai bahwa paket tersebut telah dikirim langsung oleh pembunuhnya. Para detektif lalu memulai tugas berat untuk menyelidiki semua nama yang tercantum pada buku alamat Mark Hansen.
Pada hari yang sama, paket yang diterima oleh Examiner ,sebuah tas tangan dan sepatu kulit hitam dilaporkan terlihat di atas sebuah tong sampah di sebuah gang yang berjarak dekat dari Norton Avenue, 2 mil (3,2 km) dari tempat tubuh Elizabeth ditemukan. Barang-barang itu dipulihkan oleh polisi, tapi mereka juga telah diseka bersih dengan bensin, sehingga sidik jari tidak dapat teridentifikasi.

Karena kompleksnya kasus ini, para detektif memulai penyelidikan ini dengan menganggap setiap orang yang mengenal Elizabeth sebagai tersangka pembunuhan. Ratusan orang masuk ke dalam daftar tersangka dan ribuan orang
diwawancarai untuk mencari petunjuk yang bisa mengarah kepada pembunuh sadis itu. Jika melihat kondisi mayat yang mengerikan, ada dua kemungkinan mengenai sang pembunuh.

Pertama, sang pembunuh adalah orang yang mengenal Elizabeth dan mungkin telah membunuhnya karena dendam. Memang, pada kasus pembunuhan dimana mayat korban dirusak dengan kejam, pada umumnya, pelakunya memang orang yang mengenal korban. Karena itu, orang-orang yang mengenal Elizabeth seperti Mark Hansen diperiksa satu persatu.
Namun, mereka tidak menemukan bukti yang bisa mengarah kepada pelaku pembunuhan.

Sedangkan kemungkinan kedua adalah pembunuh berantai. Teori pembunuh berantai memang teori yang paling populer dan dalam 60 tahun terakhir ini, beberapa peneliti independen telah mencoba melakukan penyelidikannya sendiri dan menghasilkan beberapa kesimpulan yang cukup kuat.





Pecinta Horor ? Yuk Cek Link dibawah yang sudah saya siapkan khusus untuk kalian pecinta Horor. 


Sumber :

Post a Comment for "MISTERI KASUS PEMBUNUHAN ELIZABETH SHORT ( BLACK DAHLIA ) YANG BELUM TERPECAHKAN PART 2"